Rabu, 25 Mei 2016

DESA KALIKE

Lima puluh tahun yang lalu di Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur - NTT belum ada desa yang namamya Desa Kalike. Kalike hanyalah nama sebuah pantai di bagiam tengah Solor-Selatan. Pantai ini dipergunakan oleh nelayan musiman dari kampung Lewolo untuk mempersiapkan segala peralatan sebelum melaut, atau sekedar beristirahat sebentar setelah melaut. Pada waktu itu Lewolo masih sebagai sebuah kampung di gunung. tetapi semenjak tahun 1969, kampung ini berpindah ke pantai. Bersamaan dengan itu, kampung tetangga Lamagohang juga pindah ke pantai. Kedua kampung ini kemudian lebur menjadi satu Desa Gaya Baru, dan sama-sama menempati daerah sekitar pantai Kalike. Karena menjadi satu desa dan sama-sama menempati pantai Kalike, maka selanjutnya Desa ini dinamakan DESA KALIKE. Pada saat yang sama kampung-kampung lain di sekitarnya juga mulai pindah ke pantai dan membentuk Desa Gaya baru seperti Desa Lewograrang, Lemanu , Sulengwaseng dll. Umumnya desa-desa tersebut kondisinya masih belum maju. Demikian pula kehidupan masyarakatnya. Teta[pi seiring dengan perkembangan zaman, desa-desa ini terus tumbuh dan berkembang menjadi desa-desa yang lebih maju. Dan Desa Kalike merupakan salah satu desa yang lebih beruntung dari desa -desa lain di Solor Selatan. Letaknya yang stategis menyebabkan desa ini kemudian menjadi ibukota Kecamatan Solor Selatan, Pusat Paroki. Sebuah SMP dan SMA Negri pun kemudian dibangun di desa Ini. Semua itu menyebabkan seakan-akan desa ini lebih maju dari desa-desa lain di sekitarnya Patutlah kita mwengangkat jempol bagi masyarakat desa Kalike pada umumnya dan pemerintah desa khususnya atas kerja keras mereka membangun desa ini.Swadaya masyarakat dan dukungan pemerintah telah menjadikan desa ini bagaikan sebuah kota kecil. Penerangan listrik siang malam, jalan beraspal, seluruh gang desa dicor beton. Kehidupan masyarakatnya pun kelihatan semakin terdidik dan sejahtera. Sanitasi di sekitar sumur umum pun semakin mendapat perhatian pemerintah desa. Kalau saja dana umtuk membangun MCK di sekitar sumur umum dialokasikan untuk mendanai penggalian sumur-sumur umum di tengah kampung. Tentunya hal itu semakin mensejahterakan masyarakat desa Kalike pada umumnya. Semua kemajuan fisik tersebut tentunya sangat membanggakan. Tetapi seiring dengan kemajuan fisik tersebut , terjadi juga perubahan cukup signifikan di bidang kehidupan keagamaan. Ada kecenderungan kalangan mudah bersikap apatis terhadap berbagai kegiatan Gereja. Pada berbagai perayaan Gerejani, kelihatan yang lebih banyak hadir adalah para orangtua dan anak-anak. Tentu sekali hal ini memprihatinkan. Semestinya kemajuan fisik harus diimbangi dengan kemajuan kehidupan rohani. Ini merupakan sala satu tantangan bagi para pemimpin, baik pemimpin Gereja dan pemerintah desa saat ini dan di masa depan. Siapapun yang menjadi pemimpin di desa Kalike harus memberikan perhatian serius terhadap masalah ini.